Kata Bijak

Kata Kata Bijak Tentang Secangkir Kopi Penuh Inspirasi

Kitabijak.com – Banyak orang menghabiskan waktu senggangnya untuk menikmati secangkir kopi. Tidak jarang mereka yang sedang duduk bekerja juga sambil menyeruput minuman...

Written by Shanks · 6 min read >
kata-bijak-kopi

Kitabijak.com – Banyak orang menghabiskan waktu senggangnya untuk menikmati secangkir kopi. Tidak jarang mereka yang sedang duduk bekerja juga sambil menyeruput minuman ini. Bahkan, ketika mereka sedang merasa pusing dengan sebuah problem pun menenangkan diri lewat secangkir kopi. Penikmat kopi bukan hanya dari kalangan kaum adam, tapi juga banyak kaum hawa menyukainya. Sangking berminatnya dengan kopi, para penikmat kopi mengungkapkan kehidupan bagaikan kopi hingga menjadi sebuah kata bijak.

Kata bijak kopi diungkapkan dalam bait kata yang dapat menyentuh setiap orang dalam menjalani kehidupan. Minuman yang berwarna hitam dan juga ada yang putih ini tidak hanya sekedar minuman biasa yang dinikmati indera perasa, namun juga dapat menyentuh rasa di dalam jiwa. Mereka meyakini bahwa kopi merupakan filosofi kehidupan maka sangat layak kopi menjadi contoh dalam kata bijak.

kata-bijak-kopiBaca Juga :

Kata bijak kopi memang dapat mewakili seluruh alur kehidupan. Para penikmat kopi banyak belajar hal kehidupan lewat kopi. Tidak hanya penikmat kopi, yang tidak menyukai kopi juga sebaiknya belajar kehidupan dari kopi. Banyak pelajaran dari kata bijak tentang kopi yang dapat menyihir pembaca. Bahkan itu dapat membuat pembaca membayangkan makna yang tersurat dengan gambaran secangkir kopi dalam pikirannya.

Pembaca dapat mengambil makna kata bijak tentang kopi, mulai dari perihal pahit dan manis kehidupan, jalan kehidupan, kesabaran dan kerumitan, serta perihal cinta.

Kata Kata Mutiara Inspirasi Tentang Secangkir Kopi


“Hidup itu seperti secangkir kopi kadang terasa manis dan kadang ada juga yang terasa pahit.”

“Jalanilah kehidupan seperti menikmati secangkir kopi, minumlah secara perlahan dan nikmatilah semua yang dapat di nikmati, maka kau akan mengetahui apa yang sedang terjadi.”

“Kopi itu terbagi kedalam dua macam yaitu, kopi dengan kualitas baik (kopi arabika) dan kopi dengan kualitas sedang (kopi robusta) begitu juga dengan hidup ini ada orang yang menjalaninya dengan baik dan ada juga orang yang menjalaninya dengan biasa-biasa saja, tinggal kita mau memilih yang mana.”

“Kita tak akan mungkin lupa rasa pahit secangkir kopi, seperti halnya cinta yg tak pernah lupa bagaimana rasanya dilukai.”

“Kopi itu nikmat bila di nikmati selagi panas namun jangan terburu-buru dalam meminumnya karena kau akan terluka, dan hidup itu akan nikmat bila kita mengerjakan segala sesuatu dengan lugas namun jangan terburu nafsu karena nantinya kau akan kecewa.”

“Kopi itu ada yang berwarna hitam dan berwarna putih namun tetap saja itu adalah kopi, begitu juga manusia ada yang berkulit hitam dan berkulit putih namun mereka juga sama-sama manusia lalu kenapa kita harus merasa beda bila kita sama-sama masih manusia.”

“Jangan terburu-buru dalam menjalani sesuatu nikmati saja apa yang ada, seperti halnya meminum kopi.”

“Jalanilah hidupmu sepertihalnya menghabiskan secangkir kopi nikmati pelan-pelan sampai kau merasakan kenikmatan dari menghabiskanya, jalanilah hidupmu secara perlahan hingga kau tau kenapa kau harus menjalaninya.”

Kumpulan Kata Kata Tentang Kopi Pagi Raditya Dika


“Kopi pertama hari ini. Gelap, hangat, tidak ingin habis. Seperti hening yang kita bagi, tiap perjalanan pulang ke rumahmu.”

“Kopi pertama pagi ini, manis dan dingin. Seperti wajahmu di sela lamunan, pada sebuah hujan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, semakin lama semakin manis. Seperti dua orang yang awalnya saling benci, lalu sama2 tak sengaja jatuh cinta.”

“Kopi pertama pagi ini. Keras. Seperti cinta yang semakin ditahan, semakin sengit.”

“Kopi pertama pagi ini. Dingin, terlalu siang untuk diminum. Seperti cinta yang terlambat dipertemukan.”

“Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti hujan yang membawa kenangan lama mampir.”

“Kopi pertama hari ini. Hangat, manis. Seperti cinta yang datang tanpa tanda-tanda, di antara dua orang asing, pada sebuah kebetulan.”

“Kopi pertama hari ini. Hangat. Seperti rindu yang sabar menunggu.”

“Kopi pertama hari ini. Manis, kental, harum. Seperti cinta yang semakin ditahan, semakin sengit.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti cinta yang tumbuh tanpa permisi.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yang salah, lalu saling melewatkan.”

“Kopi pertama hari ini. Hitam, pahit, membekas. Seperti bayangan masa lalu yang tidak cukup buram untuk diabaikan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, ada rindu yang mengampas. Manis, ada cinta yang diteguk tanpa terburu-buru.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, tanpa rasa lain. Seperti seseorang yg menghabiskan masa mudanya mencintai orang yang salah.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, tersamar manis. Seperti seseorang yang kesulitan membedakan jatuh cinta dgn rasa penasaran.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, bersisa. Seperti ditinggalkan seseorang, tanpa kata maaf.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, penuh ampas. Seperti jatuh cinta tapi tak dianggap.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yg saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yang berani mengucapkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, hambar, penuh ampas. Seperti pasangan yang sudah tdk cocok tp memaksa untuk cocok, karena takut sendirian lagi.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yang garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.”

“Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yang tidak tega untuk disampaikan.”

“Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yang saling meramaikan.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, gelap, pekat. Seperti dosa yang ditutupi dengan rapi.”

“Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg-degan. Seperti dua orang yang saling menemukan, satu sama lain.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, kental, dan harum. Seperti rindu yang tidak kunjung selesai.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama saling bosan.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Nikmatnya.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yang terlalu cepat selesai.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti kenangan lama yang tak sengaja mampir.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat dingin. Seperti dua orang yang mulai saling kenal. Lalu salah satu mundur di tengah jalan.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis di awal, lalu pahit hingga habis. Seperti seseorang yang dibuat jatuh cinta, lalu ditinggalkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Semanis rindu yang tumpah sepanjang hari dari awal bangun tidur.”

“Kopi pertama pagi ini. Sepahit cinta yang terlalu kerdil untuk dianggap.”

“Kopi pertama pagi ini. Sehitam malam. Semanis cemburu.”

“Kopi pertama hari ini. Semanis ucapan “selamat tidur” dari yang tersayang, di ujung setiap malam.”

“Kopi pertama hari ini. Sepahit kesalahan masa lalu. Semanis pelajaran yang dibawanya.”

“Kopi pertama pagi ini. Sehitam pupil mata dua orang yg tidak sengaja beradu. Semanis senyum yg menyusul sesudahnya, tanpa aba-aba.”

“Kopi pertama pagi ini. Semanis kata “kangen” yang masih malu-malu untuk diucapkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Semanis telepon pertama sebelum tiba cinta. Sepahit kata perpisahan terakhir setelah patah hati.”

“Kopi pertama pagi ini. Sehitam bayangan dua orang, di bawah rindu yang menyala.”

“Kopi pertama pagi ini. Perlahan terasa manis. Seperti rindu yang muncul tanpa dipaksa, semakin hari semakin pekat.”

“Kopi pertama hari ini. Pas. Seperti cinta yang tidak banyak meminta.”

“Kopi pertama pagi ini. Samar-samar terasa pahit. Seperti rindu yang pecicilan, di pagi pertama setelah putus cinta.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit-manis. Seperti kata sayang terakhir dari dua orang yang saling berpisah jalan.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis bila diaduk. Seperti dua orang sahabat yg sama2 menyimpan cinta, sama-sama tidak tahu.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit. Seperti dua orang yang terlambat dipertemukan, lalu sama-sama saling melewatkan.”

“Kopi pertama hari ini. Manis, seperti cinta yang sabar menunggu.”

“Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti selingkuh tanpa tanda bahaya.”

“Kopi pertama hari ini. Pahit-manis. Seperti jatuh cinta sendirian.”

“Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas di dasar gelas. Seperti dua orang sahabat yg diam-diam saling menyimpan cinta.”

“Kopi pertama pagi ini. Hitam, habis terlalu cepat. Seperti ditinggalkan yg tercinta, tanpa tanda bahaya.”

“Kopi pertama pagi ini. Harum, hitam. Seperti aromamu, di pertemuan kita yang tak sengaja, pada malam yang tak biasa.”

“Kopi pertama hari ini. Hitam, terlambat diminum. Seperti cinta yg terlalu lama untuk diucapkan, lalu hilang ke orang yg lain.”

“Kopi pertama pagi ini. Hitam. Seperti siluet wajahmu yg tertidur di bahuku, pada sebuah perjalanan.”

“Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan-ketakutan yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti melaluinya tanpa ragu.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, tidak ingin habis. Seperti denganmu.”

“Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Harum. Seperti wangimu yg tertinggal di ujung hidung dan kunjung hilang.”

“Kopi pertama pagi ini. Terlalu siang untuk diseduh. -_-“

“Kopi pertama pagi ini. Dingin dan hambar. Seperti tanpa kasih sayang, di hari kasih sayang.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, walaupun diminum terlalu siang. Seperti cinta yg menunggu waktu yg tepat.”

“Kopi pertama pagi ini. Terlalu manis. Seperti dua orang yg sedang melakukan pendekatan, dengan penuh kepalsuan.”

“Kopi pertama pagi ini. Cukup manis, cukup pahit. Seperti cinta yg tidak banyak meminta.”

“Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas. Seperti pagi pertama setelah putus cinta.”

“Kopi pertama pagi ini. Satu rasa, setiap hari. Seperti tahu saatnya berhenti mencari.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yang terlalu terburu-buru.”

“Kopi pertama pagi ini. Pahit, tertutup manis. seperti dua orang yang terlalu cinta, lalu saling mengucap janji yang tak mungkin terpenuhi.”

“Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yang tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat bersamaan.”

“Kopi pertama pagi ini. Tidak cukup manis. Seperti cinta yang terlalu mungil untuk diucapkan.”

“Kopi pertama pagi ini. Luber. Seperti cinta yang datang di hati yang tidak terlalu lapang.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yang tersembunyi, di orang yang tidak pernah disangka-sangka.”

“Kopi pertama hari ini. Tumpah. Seperti rindu yang terlalu rewel.”

“Kopi pertama pagi ini. Manis, tertutup pahit. Seperti dua orang yang berpura-pura tidak saling cinta, karena bosan kecewa.”

Jangan Lewatkan :

Baca Juga :  73 Kata Bijak Keluarga Kecil dan Arti Kebersamaan 2023

Demikianlah kata bijak kopi yang tidak hanya untuk penikmat kopi, tetapi untuk semua orang yang menjalani kehidupan ini. Filosofi kehidupan yang digambarkan dalam kata bijak sungguh membenarkan karakter kopi yang sangat kuat seperti benda hidup. Meskipun kopi terkenal hitam dan pahit, namun kita patut mengambil pelajaran kehidupan lewat kata bijak yang menggambarkan kopi.

Kata bijak tersebut tampak sederhana dan mengibaratkan hal yang sederhana pula, tapi memiliki makna luar biasa. Jadi, tidak ada salahnya kita belajar dari hal yang sederhana tentang kehidupan lewat kata bijak yang bertemakan kopi. Itu semua semata-mata agar kita bisa menyadari arti hidup dan jalan kehidupan.